Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 26 Desember 2012

"KESETIAAN SEEKOR HARIMAU"


"KESETIAAN SEEKOR HARIMAU"


Pada jaman dahulu, di Tasikmalaya ada sepasang suami istri. Kehidupan mereka cukup tentram dan bahagia. Pada suatu hari mereka menemukan seekor harimau kecil yang ditinggal mati oleh induknya. Harimau itu dipelihara oleh mereka, dididik & diperlakukan seperti anggota keluarga sendiri. Ternyata hewan itu tahu diri, ia menjadi penurut kepada sepasang suami istri itu. Harimau itu tumbuh menjadi besar, cerdas, & tangkas. Ia dipanggil si Loreng.

Demikian erat hubungan si Loreng dengan suami istri itu, sehingga ia dapat mengerti kata-kata yang di ucapkan suami istri itu. Kalau ia disuruh pasti menurut & mengerjakan perintah dengan baik.

Suami istri yang bekerja sebagai petani itu semakin berbahagia ketika lahir anak mereka, seorang bayi laki-laki yang sehat & menyenangkan. Inilah saat bahagia yang mereka tunggu-tunggu. Apabila mereka pergi ke sawah, bayinya ditinggal di rumah. Si Loreng ditugaskan untuk menjaga keselamatan bayinya. Hal ini berlangsung beberapa bulan.

Sepasang suami istri itu semakin sayang kepada si Loreng, karena hewan itu ternyata dapat dipercaya menjaga keselamatan anak mereka.

Pada suatu siang hari yang terik, istri petani pergi ke sawah untuk mengirim makanan. Melihat kedatangan istrinya, si suami segera menghentikan pekerjaannya. Ia segera menghampiri istrinya di dangau. Di sana si suami melahap makanan yang dihidangkan istrinya.
Baru saja selesai makan & minum, tiba-tiba mereka mendengar suara gerengan si Loreng. Si Loreng nampak lari pontang panting melewati pematang sawah terus menuju ke danau.





Si Loreng mengibaskan ekornya berkali-kali dengan lembut sembari menggosok-gosokan badannya kepada suami istri itu.

"Kakang, mengapa tingkah si Loreng tidak seperti biasanya?" tanya sang istri.

"Iya istriku,aneh sekali! Ada apa gerangan?" sahut sang suami.

"Kakang! Lihat....!" teriak sang istri. "Mulut si Loreng penuh dengan darah!"

Sang suami tersentak kaget, mulut si Loreng memang berlumuran darah segar.

"Loreng....?!" kata sang suami. "Jangan-jangan kau telah menerkam anakku. Kau telah membunuh anakku!"

Si Loreng mengeleng-gelengkan kepalanya, sehingga darah di mulutnya berhamburan. Si suami seketika meluap amarahnya. Ia segera mencabut goloknya & memenggal kepala si Loreng. Si Loreng yang tak menduga diserang tak sempat mengelak. Harimau itu mengerang kesakitan, ia tidak melawan, hanya sepasang matanya memandang ke arah sepasang suami istri itu dengan penuh rasa penasaran. Karena hewan itu belum mati, si suami segera mengayunkan goloknya dengan penuh kemarahan hingga tiga kali, putuslah leher si Loreng dari badannya. Binatang itu tewas dengan cara mengenaskan.

"Kakang! Cepat kita pulang!"

Mereka segera berlari ke rumahnya.

Sampai di dalam rumah, mereka mendapati anaknya masih berada di dalam ayunan. Bayi itu nampak tertidur nyenyak. Dirabanya tubuh anaknya itt, diguncang-guncang tubuhnya. Si bayi pun terbangun & tersenyum melihat kedatangan orang tuanya.

Kedua suami istri itu bersyukur karena bayinya selamat & masih hidup. Setelah puas memandangi anaknya & mengetahui anaknya selamat, mereka merasa lega. Kini mereka celingukan mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, perhatian mereka terpusat pada tempat bagian bawah ayunan anaknya. Mereka mendapati bangkai seekor ular yang sangat besar berlumuran darah tergeletak di bawah ayunan. Sadarlah kedua suami istri itu bahwa si Loreng telah berjasa menyelamatkan jiwa anaknya.

Suami isteri itu sangat menyesal, terlebih si suami, karena telah tergesa-gesa membunuh harimau kesayangannya. Hal tersebut dilakukan karena salah terka. Dalam bahasa Sunda, salah terka disebut nyalahan.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka tempat tinggal suami isteri itu dinamakan "Panyalahan". Lama kelamaan Panyalahan makin banyak penduduknya sampai menjadi sebuah desa yang ramai.

Menurut kepercayaan mereka yang berasal dari desa Panyalahan, sampai sekarang senjata apapun tidak mempan untuk membunuh harimau. Hal ini terjadi karena di desa Panyalahan pernah terjadi peristiwa mengenaskan, yaitu seekor harimau yang tidak bersalah dibunuh karena salah terka.




LOYALTY OF A TIGER

In antiquity, in Tasikmalaya one couple. Their life is quite peaceful and happy. One day they found a little tiger who left to die by its mother. The tiger was kept by them, educated and treated like a family member. It turns out the animal himself, he became submissive to a husband and wife. Tiger grew into large, intelligent, and agile. He called the camouflage.

Similarly, the striped close relationship with the husband and wife, so he could understand the words that are pronounced husband and wife. When he was told to definitely think & work orders properly.

Husband and wife who worked as a farmer was getting happy when their child was born, a baby boy is healthy & fun. This is the happy times they've been waiting for. When they go into the fields, the baby left at home. The camouflage was assigned to guard the safety of her baby. This lasted a few months.

A husband and wife were more dear to the camouflage, because the animals were reliably safeguarding their children.

On a sweltering afternoon, the farmer's wife went into the fields to send food. At the sight of his wife, the husband immediately stopped work. He immediately went to his wife in the hut. There, the husband ate the food she served.
Just finished eating and drinking, they suddenly heard the sound gerengan camouflage.The stripes seem to run helter skelter through the rice fields continue to go to the lake.





The camouflage wagged his tail repeatedly while rubbing gently rubbing the body to the husband and wife.

"Kakang, why the behavior of the stripe is not as usual?" asked the wife.

"Yes my wife, so strange! What the hell?" replied the husband.

"Kakang View ....!" cried the wife. "The mouth of the stripe is filled with blood!"

The husband gave a start, the mouth of the stripes are covered with fresh blood.

"Camouflage ....?" said the husband. "Do-do you have to pounce on my son. You killed my son!"

The striped mengeleng his head, blood on his mouth so scattering. The husband immediately overflowing anger. He immediately revoke his machete and cut off the head of the camouflage. The stripes are not expected attack did not have time to dodge. The tiger was moaning in pain, he did not fight, just a pair of eyes looking toward a married couple with great curiosity. Because the animal was not dead, the husband immediately swung his machete with great fury to three times, severing the neck of the fatigues of his body. The animals were killed in tragic ways.

"Kakang! Sooner we get home!"

They immediately ran to his house.

Arriving at the house, they found her still in the swing. The baby seems to sleep soundly.He felt for his son hyperspectral body, her body shaken. The baby was awake and smiling at the arrival of his parents.

Both husband and wife were grateful for the baby survived and is still alive. After being looked at her and knew her son survived, they were relieved. Now they look around glanced around the room, their attention focused on where the bottom of his swing. They found the carcass of a huge snake lying bloodied in the swing. Realize that both husband and wife that he has been credited with saving lives camouflage his son.

Husband and wife were very sorry, especially the husband, having been in a hurry to kill her beloved tigers. This is done because the wrong guess. In Sundanese, one called nyalahan guess.

To commemorate the event, then the marital residence was called "Panyalahan". Over time more and more people Panyalahan to be a busy village.

According to their beliefs that come from the village Panyalahan, until now does not work any weapon to kill the tiger. This happens because in the village Panyalahan tragic events ever happened, that is a tiger that killed innocent because the wrong guess.

Ditulis Oleh : Unknown // 04.52
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About