Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 10 Januari 2013

Honeycomb dan Masa Kritis Tablet Android


Honeycomb dan Masa Kritis Tablet Android


Honeycomb dan Masa Kritis Tablet Android

Android memang telah mendunia lebih-lebih saat Android Honeycomb untuk tablet rilis. ASUS Eee Pad Transformer menjadi tablet  yang diburu di seluruh dunia, demikian juga pujian untuk Samsung Galaxy Tab 10.1.  Namun semua kesukesan itu tidak didukung oleh aplikasi untuk tablet Android. Aplikasi untuk tablet Android yang ada saat ini sangat kurang dibanding dengan banyaknya tablet Android yang bermunculan, juga dibanding dengan aplikasi smartphone Android yang memenuhi Android Market.

Marko Gargenta, penulis buku ‘Learning Android’ dan ‘Programming Honeycomb’ (segera rilis), memberikan pendapatnya tentang keadaan Honeycomb saat ini.

- Aplikasi untuk tablet Android sangat kurang, bagaimana bisa demikian?
Benar bahwa tidak ada banyak aplikasi Android yang didesain khusus untuk tablet Android. Ada dua alasan utama kenapa aplikasi untuk tablet Android masih sangat sedikit. Pertama, kebanyakan aplikasi Android yang ada saat ini cukup bisa dijalankan pada tablet Android. Di lain sisi, developer aplikasi masih menunggu bagaimana pasar tablet menerima tablet Android sebelum akhirnya nanti mereka memutuskan untuk membuat aplikasi khusus untuk tablet Android. Tampaknya kita sedang berada di titik kritis di mana jumlah perangkat tablet Android yang ada di pasaran saat ini akan menjadi penentu pengembangan aplikasi tablet Android.

- Kesulitan teknis terbesar untuk menciptakan aplikasi tablet Android?
Honeycomb memiliki dua konsep baru untuk pengembangan aplikasi yang disebut Fragments dan UI capabilities. developer harus mempelajari cara kerja dua konsep itu sehingga mereka bisa meningkatkan fitur pada aplikasi yang mereka buat. Konsep tersebut tidak begitu sulit namun perlu waktu sampai mereka bisa menguasainya.

Kesulitan teknis lainnya adalah emulator. Di versi Android sebelumnya, emulator mampu bekerja baik dan sebagian besar developer tidak memerlukan device nyata untuk mengembangkan aplikasi mereka. Namun emulator di Honeycomb sangat lambat. Itu berarti developer harus menggunakan tablet asli yang umumnya relatif lebih mahal dari smartphone.

- Sejauh ini bagaimana pendapat Anda tentang Honeycomb?
Saya suka Honeycomb dan tablet Android secara umum. Tools yang disediakan memiliki kemampuan untuk membantu para developer. Masalah yang muncul di tools tablet Android sama seperti yang ada di smartphone namun di tablet masalah itu terkesan lebih besar. Terkait dengan masalah emulator, developer bisa menggunakan kurva pembelajaran yang disediakan oleh Eclipse. Itu adalah sebuah tool dengan fitur lengkap yang telah banyak digunakan oleh developer untuk pengembangan aplikasi Android.

- Seberapa sulit developer aplikasi iPad bisa membuat aplikasi yang sama untuk tablet Android?
Di iOS ada dua tipe aplikasi: native dan berbasis WebKit. WebKit cukup mudah di-port dan ada banyak tools yang tersedia. Sebaliknya native apps umumnya membutuhkan desain ulang secara total. Seperti layaknya membuat proyek baru dari awal sementara kode yang bisa digunakan ulang hanya tersedia sangat sedikit.

- Tablet Android yang Anda gunakan?
Saya memakai Motorola Xoom, rooted dan telah saya install ulang OSnya berkali-kali untuk eksperimen dan mengetahui cara kerjanya. Xoom memang lebih mahal dibanding tablet Android lain namun pada dasarnya Xoom lebih kuat.

Source

Ditulis Oleh : Unknown // 07.07
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About